Aktivitas Museum History of Sundaland di Karawang, Jawa Barat, sangat memprioritaskan anak-anak di segala jenjang pendidikan. Terlebih lagi saat ini kurikulum Merdeka Belajar telah menunjuk Museum sebagai mitra sekolah, kebudayaan, maupun kewirausahaan. Demikian mengapa sampai kini Museum History of Sundaland dipercaya untuk menyuguhkan berbagai cerita sejarah dan budaya dari Tanah Sunda kepada para pengunjung.
Terbukti, pada tahun 2022 yang lalu, Ibu Atalia Ridwan Kamil sebagai Istri Gubernur Jawa Barat sangat mengapresiasi konsep edukasi yang disuguhkan oleh Museum History of Sundaland. Menurutnya, program edukasi Museum ini telah memenuhi modul Merdeka Belajar yang diwajibkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Seperti halnya pada foto berikut nampak sejumlah anak-anak TK Klari Karawang sedang mewarnai gambar di salah satu zona Museum History of Sundaland.
Kearifan Lokal Tanah Sunda
Sebanyak ratusan benda koleksi telah membuktikan peran-serta Museum History of Sundaland bagi pembentukan karakter Pelajar Pancasila yang menghargai sejarah tanah lahirnya. Seperti halnya kita lihat melalui foto di bawah ini dimana sejumlah anak-anak berfoto dengan background Candi yang berada di Jawa Barat.
Seperti namanya, Museum History of
Sundaland berkisah tentang peradaban sejarah Tanah Pasundan. Dimulai dari
peradaban purbakala hingga periode kerajaan-kerajaan terbesar di Jawa Barat. Suatu
fakta pengetahuan menarik bagi pelajar akan ditemukan dari kunjungan di Museum
Budaya Kota Karawang ini. Diantaranya bahwa pada zaman dahulu sebutan Sundaland
berawal dari legenda pulau-pulau yang terpisah oleh letusan Gunung Krakatau.
Diperkirakan Sundaland ribuan tahun lampau meliputi pulau-pulau utama di bagian barat. Seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Benua ini diperkirakan sebagai tanah Nusantara pada era zaman es bahkan sebelumnya. Para ahli menduga wilayah ini pernah tenggelam dan sekarang nama Sundaland disebut Paparan Sunda. Sedangkan dari aspek antropologi serta budaya kehidupan masyarakat di era lampau tersebut sudah dijalani oleh Suku Sunda.
Sumber Foto : Kompas |
Sekilas kisah mengenai sejarah Pasundan tadi adalah pengantar menarik untuk memperkenalkan Museum History of Sundaland pada siswa-siswi outdoor learning dari berbagai kota bahkan lintas Propinsi. Tentunya mereka sangat antusias untuk menelusuri catatan sejarah sembari mengamati seluruh benda koleksi yang diwariskan leluhur kita.
Jika menyesuaikan profil edukasi dari Museum History of Sundaland tidak semua tema atau topik project Merdeka Belajar akan cocok atau dapat dikaitkan. Seperti halnya modul PAUD / TK yaitu Aku Sayang Bumi, Aku Cinta Indonesia, Bermain dan Bekerjasama, Kearifan Lokal.
Sedangkan Modul SD/SMP/SMA/SMK terdiri dari Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI, dan Kewirausahaan.
4 Modul Penceritaan Sundaland
Di Museum History of Sundaland terdapat 17 Zona yang berkisah tentang peradaban Tanah Sunda hingga kehidupan di kerajaan Hindu-Buddha sampai Kerajaan Islam. Ketujuh belas zona tersebut yaitu zona panggung dan pementasan, awal mula kehidupan, penemuan fosil manusia purba di Tanah Pasundan, Zona Kubur Batu dan Austronesia, Gelegar Krakatau dan Suku Baduy, Kebudayaan Buni, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda dan Pengaruhnya, Kerajaan Champa, dan Tokoh Islam di Tanah Pasundan.
Berikut ini kita akan melihat 4 cerita sejarah Sunda yang sesuai modul merdeka belajar seperti tertulis diatas tadi. Diantaranya dapat diambil tema Aku Cinta Indonesia dan Kearifan Lokal dari modul PAUD-TK. Sedangkan dari modul SD, SMP, dan SMA disesuikan tema Kearifan Lokal. Jangan lupa menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) yang dapat didownload melalui aplikasi Google Play Store dengan kata kunci History of Sundaland AR.
1. Cerita Manusia Purba Tanah Pasundan
Daratan Sunda (Sundaland) diyakini sebagai tempat hidup manusia sejak puluhan ribu tahun silam, Jika menurut paleontologi evolusi, manusia Suku Jawa, Sunda dan Melayu asal mulanya dari ras Austronesia. Secara taksonomi masuk golongan Homo sapiens yang artinya orang bijak dan cerdas.
Sementara itu mengenai sejarah migrasi manusia purba di Jabar terbagi menjadi beberapa periode, pertama periode kehidupan purba yang ditandai dengan fosil, kemudian periode prasejarah atau penemuan yang belum mengalami fosilisasi.
Sumber Foto : Kompas.com |
Bagaimana cerita selengkapnya tentang
penelitian prubakala dapat diketahui melalui penjelajahan Zona Ketiga
Museum History of Sundaland : Penemuan
Manusia Purba di Tanah Pasundan.
2. Gelegar Krakatau dan Suku Baduy
Terdapat sebuah teori yang menyatakan jika Pulau Jawa dengan Sumatera dulu menyatu. Akibat letusan Gunung Krakatau terjadi daratan yang disebut Sunda Besar. Suatu Pendapat yang mendukung pemisahan Jawa dan Sumatera karena letusan Krakatau, mengacu pada Pustaka Raja Purwa, yang ditulis pujangga Jawa, Ronggowarsito, pada tahun 1869.
Selain membaca Gelegar Krakatau pada zona ini diperkenalkan informasi mengenai Suku Baduy di Lebak, Banten. Suku Baduy merupakan kelompok masyarakat yang menutup diri dari luar. Kelompok etnisnya sering disebut suku Baduy Kanekes.
Nah untuk lebih lanjut mengenai Suku Baduy ikuti room tour di Zona Kelima Museum History of Sundaland
Foto : Detik.com |
3. Kebudayaan Buni
Situs Buni merupakan kawasan penemuan benda-benda arkeologi seperti tembikar yang terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Diantaranya periuk, mangkuk berkaki, kendi dan tempayan. Selain itu ditemukan adanya beliung persegi, artefak logam perunggu dan besi, gelang dari batu dan kaca, perhiasan emas, manik-manik, bandul jala dari terakota dan tulang belulang manusia.
Oleh karena itulah pengunjung mendapati pengetahuan menarik tentang Kebudayaan Buni saat memasuki Zona Keenam. Sekaligus belajar dengan modul Kearifan Lokal.
4. Kerajaan Sunda dan Pengaruhnya
Kerajaan Sunda Pajajaran salah satu kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Barat yang berdiri sekitar abad ke-7 hingga abad ke-16 Masehi. Raja Sunda memiliki toleransi yang besar dalam bidang agama dan kepercayaan. Meski raja menganut agama Hindu Saiwa, beberapa rakyat kerajaan Sunda ada yang menganut agama Hindu Waisnawa dan Buddha.
Selama Kerajaan Sunda berdiri setiaknya terjadi empat kali perpindahan pusat kerajaan yaitu dimulai dari Galuh, Prahjjan Sunda, Kawali, dan Pakwan Pajajaran. Secara geografis, keempat pusat kerajaan tersebut berada di pedalaman. Matapencaharian masyarakat Kerajaan Sunda cenderung sebagai peladang, walaupun dijumpai pula masyarakat yang bermatapencaharian lainnya.
Sumber ; inisumedang.com |
Kegiatan masyarakat Sunda yang berhubungan dengan bercocok tanam terlihat pada beberapa naskah. Salah satunya Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian yang menggambarkan kehidupan masyarakat Sunda pada sekitar abad ke-16 di antaranya berisi mengenai pedoman moral untuk kehidupan bermasyarakat, termasuk berbagai ilmu yang harus dikuasai untuk bekal kehidupan. Di dalam naskah tersebut diuraikan mengenai berbagai profesi yang dilakukan oleh masyarakat Sunda pada waktu itu, diantaranya yaitu pangalasan, peladang, panyadap, panyawah, penangkap ikan, juru selam, dan lain-lain (Danasasmita, 1987:103).
Candi Peninggalan Kerajaan Pajajaran (Sumber : CNN.com) |
Sedemikian penting kita bercerita seputar kehidupan sosial budaya serta kearifan lokal di tanah kita sendiri. Terutama bagi para generasi kekinian yang masih menimba ilmu Merdeka Belajar di sekolah. Oleh sebab itu, Museum History of Sundaland sangat terbuka untuk wisata hiburan maupun edukasi kesejarahan bagi anak-anak dan remaja.
Salam Sahabat Museum.
Alamat Museum History of Sundaland
Jl. Arteri Galuh Mas No.30,
Sukaharja, Kec. Telukjambe Tim, Karawang, Jawa Barat 41361
Tidak ada komentar:
Posting Komentar