Minggu, 26 Maret 2023

Antusias! Museum History of Sundaland Ajak Pelajar Mengasah Pengetahuan Budaya

Patut diapresiasi bahwa begitu banyak siswa yang memiliki semangat belajar sejarah dan budaya. Selain itu mereka sangat antusias menikmati fasilitas Museum terutama teknologi hiburan multimedia dan 3 dimensi unik. Seperti melalui Augmented Reality (AR), QR Video Movie, dan film Teater.

Semangat ini memang diawali tujuan Merdeka Belajar dari gagasan Kemendikbud Ristek. Suatu kurikulum dengan kebebasan mengasah pengetahuan secara mandiri, berkreativitas, membentuk daya kritis, serta menguasai minat pada sesuatu hal menarik bagi setiap anak.



Jika mengingat pentingnya fungsi edukasi, tentulah para guru pendidik maupun orangtua, sedapatnya bisa menangkap keistimewaan anak-anak generasi Pancasila, terutama mereka yang memiliki ketertarikan khusus pada koleksi Museum. Semangat itu merepresentasi Modul Merdeka Belajar yang diikuti secara antusias untuk sejumlah tema Project Learning bagi Pelajar Pancasila.

Pembentukan karakter profil pelajar Pancasila sejatinya terdiri enam dimensi, yaitu:

1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,dan berakhlak mulia

2) Kemandirian

3) Bergotong-Royong

4) Berkebinekaan global

5) Bernalar kritis

6) Kreatif

Seluruh dimensi profil pelajar Pancasila ini perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Tentunya cara mengaplikasi profil ini terkait erat dengan program kunjungan Museum yang diwajibkan. 

Dari sinilah pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Selain itu, guna mensupport pemahaman yang lebih menyeluruh tentang dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila, maka setiap dimensi dijelaskan maknanya sesuai tahap perkembangan psikologis dan kognitif anak dan remaja usia sekolah. 

Dapat dipastikan Museum menjadi sarana pembelajaran yang terbaik. Disini pula salah satu yang paling sejalan minat pada eksplorasi benda koleksi, seperti dari kesejarahan aspek religi maupun budaya, secara khusus terpantau pada tema modul yang disebut “Berkebhinekaan Global”.

Foto : Merdeka Belajar di Museum



Modul Berkebhinekaan Global

Pijakan dari kunjungan di Museum History of Sundaland ialah modul Berkebinekaan Global yang disana terdapat elemen mengenal dan menghargai budaya, komunikasi dan interaksi antarbudaya, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan, dan berkeadilan sosial.

Artinya bahwa pelajar Indonesia sanggup mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Disinilah tujuan Museum History of Sundaland membuka kesempatan atau peluang untuk menjadi bagian dari kurikulum Merdeka Belajar. Sehingga dengan demikian bersama-sama menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif. Paling penting tidak bertentangan budaya luhur bangsa.

Foto : MuseumHistoryofSundaland

Adapun elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

a.     Mengenal dan menghargai budaya

Pelajar Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.

b.   Komunikasi dan interaksi antar budaya

Pelajar Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan setiap budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.

c.     Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Pelajar Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda, termasuk perundungan, intoleransi dan kekerasan, dengan mempelajari keragaman budaya dan mendapatkan pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang setara dan harmonis antarsesama.


d.     Berkeadilan Sosial

Pelajar Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global. Ia percaya akan kekuatan dan potensi dirinya sebagai modal untuk menguatkan demokrasi, untuk secara aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.

Mengingat dari tujuan inilah maka para pelajar pun diajak menerapkan modul ini saat mengamati sejumlah benda peninggalan bersejarah. Periode koleksinya sedari Kerajaan Hindu-Buddha tertua yaitu Tarumanegara, Jawa Barat. Sampai pada era kerajaan Islam serta pengajaran dakwah Para Wali  Tanah Pasundan.

Mengenal Benda Koleksi Sundaland

Perkenalan berbagai benda warisan budaya ini sangat penting agar setiap siswa/siswi mengenal kebhinekan religi tertua yang membentuk unsur-unsur kebudayaan di zaman modern kini. 

Lantas apa sajakah kisah dibalik benda-benda tersebut? Berikut beberapa contoh eksplorasinya :

1. Bejana Perunggu

Bejana yang dibuat dari perunggu dengan bagian tutup bermotif Sapi. Berfungsi sebagai tempat air suci. Fungsinya sebagai alat upacara ritual masyarakat di zaman perunggu dan bentuk Sapi dipercaya masyarakat di zaman itu sebagai simbol kekuatan.

2. Guci Perunggu

Guci Perunggu digunakan untuk menyimpan abu para Ksatria yang telah meninggal. Profil motif Naga adalah perwakilan atau fungsi dari penjaga.



3. Tempat Air Kaligrafi

Berfungsi sebagai tempat air yang di hiasi dengan binatang mitologi seekor naga dan tulisan kaligrafi yang bermakna: Alif Lam Mim, Sungguh kami menjadi teguh atau kuat. Kami beriman kepada Nabi kami. Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung.



4. Tempat Menyajikan Teh

Tempat untuk menyajikan the dihiasi bentuk khas Arab Timur Tengah dan hiasan arab kaligrafi yang bertuliskan bacaan do’a – do’a keselamatan.


5. Surat Al-Imron

Surat Al Imron merupakan surat ke 3 dalam urutan Al Quran. Dinamakan Surat Ali Imran karena surat ini menceritakan tentang berita dan sejarah keluarga Ali Imran, yaitu bapak dari Maryam, ibunda Nabi Isa AS.


Sekian tadi penerapan modul Merdeka Belajar untuk tema berkebinekaan global yang dapat dipahami melalui kunjungan Museum History of Sundaland. Semoga bermanfaat dan Salam Sahabat Museum!


                          Alamat Museum History of Sundaland

Jl. Arteri Galuh Mas No.30, Sukaharja, Kec. Telukjambe Tim, Karawang, Jawa Barat 41361


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Narasi HOS : Kebudayaan Buni

  Kebudayaan Buni, meninggalkan jejak di daerah Buni, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang diperkirakan berkembang pada periode 400 S...