Patut diapresiasi bahwa begitu banyak siswa yang memiliki semangat belajar sejarah dan budaya. Selain itu mereka sangat antusias menikmati fasilitas Museum terutama teknologi hiburan multimedia dan 3 dimensi unik. Seperti melalui Augmented Reality (AR), QR Video Movie, dan film Teater.
Semangat ini memang diawali tujuan
Merdeka Belajar dari gagasan Kemendikbud Ristek. Suatu kurikulum dengan
kebebasan mengasah pengetahuan secara mandiri, berkreativitas, membentuk daya
kritis, serta menguasai minat pada sesuatu hal menarik bagi setiap anak.
Pembentukan karakter profil pelajar Pancasila sejatinya terdiri enam dimensi, yaitu:
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa,dan berakhlak mulia
2) Kemandirian
3) Bergotong-Royong
4) Berkebinekaan global
5) Bernalar kritis
6) Kreatif
Seluruh dimensi profil pelajar Pancasila ini perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Tentunya cara mengaplikasi profil ini terkait erat dengan program kunjungan Museum yang diwajibkan.
Dari sinilah pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Selain itu, guna mensupport pemahaman yang lebih menyeluruh tentang dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila, maka setiap dimensi dijelaskan maknanya sesuai tahap perkembangan psikologis dan kognitif anak dan remaja usia sekolah.
Dapat dipastikan Museum menjadi sarana pembelajaran yang terbaik. Disini pula salah satu yang paling sejalan minat pada eksplorasi benda koleksi, seperti dari kesejarahan aspek religi maupun budaya, secara khusus terpantau pada tema modul yang disebut “Berkebhinekaan Global”.
Foto : Merdeka Belajar di Museum |
Modul Berkebhinekaan Global
Pijakan dari kunjungan di Museum
History of Sundaland ialah modul Berkebinekaan Global yang disana terdapat elemen mengenal dan menghargai budaya, komunikasi dan interaksi
antarbudaya, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan, dan
berkeadilan sosial.
Artinya bahwa pelajar Indonesia sanggup mempertahankan
budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya
lain. Disinilah tujuan Museum History of Sundaland membuka
kesempatan atau peluang untuk menjadi bagian dari kurikulum Merdeka Belajar. Sehingga dengan
demikian bersama-sama menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya
baru yang positif. Paling penting tidak bertentangan budaya
luhur bangsa.
Foto : MuseumHistoryofSundaland |
Adapun elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
a.
Mengenal dan menghargai budaya
Pelajar Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.
b. Komunikasi dan interaksi antar budaya
Pelajar Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan setiap budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.
c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Pelajar Pancasila secara reflektif
memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya agar terhindar dari prasangka dan stereotip
terhadap budaya yang berbeda, termasuk perundungan, intoleransi dan kekerasan, dengan
mempelajari keragaman budaya
dan mendapatkan pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya menyelaraskan perbedaan
budaya agar tercipta kehidupan yang setara dan harmonis antarsesama.
d.
Berkeadilan Sosial
Pelajar Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global. Ia percaya akan kekuatan dan potensi dirinya sebagai modal untuk menguatkan demokrasi, untuk secara aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Mengingat dari tujuan inilah maka para pelajar pun diajak menerapkan modul ini saat mengamati sejumlah benda peninggalan bersejarah. Periode koleksinya sedari Kerajaan Hindu-Buddha tertua yaitu Tarumanegara, Jawa Barat. Sampai pada era kerajaan Islam serta pengajaran dakwah Para Wali Tanah Pasundan.
Mengenal Benda Koleksi Sundaland
Perkenalan berbagai benda warisan budaya ini sangat penting agar setiap siswa/siswi mengenal kebhinekan religi tertua yang membentuk unsur-unsur kebudayaan di zaman modern kini.
Lantas apa sajakah kisah dibalik benda-benda tersebut?
Berikut beberapa contoh eksplorasinya :
1. Bejana Perunggu
Bejana yang dibuat dari perunggu dengan bagian tutup bermotif Sapi. Berfungsi sebagai tempat air suci. Fungsinya sebagai alat upacara ritual masyarakat di zaman perunggu dan bentuk Sapi dipercaya masyarakat di zaman itu sebagai simbol kekuatan.
2. Guci Perunggu
Guci Perunggu digunakan untuk
menyimpan abu para Ksatria yang telah meninggal. Profil motif Naga adalah perwakilan
atau fungsi dari penjaga.
3. Tempat Air Kaligrafi
Berfungsi sebagai tempat air yang di
hiasi dengan binatang mitologi seekor naga dan tulisan kaligrafi yang bermakna:
Alif Lam Mim, Sungguh kami menjadi teguh atau kuat. Kami beriman kepada Nabi
kami. Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada daya dan
kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung.
4. Tempat Menyajikan Teh
Tempat untuk menyajikan the dihiasi bentuk khas Arab Timur Tengah dan hiasan arab kaligrafi yang bertuliskan bacaan do’a – do’a keselamatan.
5. Surat Al-Imron
Surat Al Imron merupakan surat ke 3
dalam urutan Al Quran. Dinamakan Surat Ali Imran karena surat ini menceritakan
tentang berita dan sejarah keluarga Ali Imran, yaitu bapak dari
Maryam, ibunda Nabi Isa AS.
Sekian tadi penerapan modul Merdeka Belajar untuk tema berkebinekaan global yang dapat dipahami melalui kunjungan Museum History of Sundaland. Semoga bermanfaat dan Salam Sahabat Museum!
Alamat Museum History of Sundaland
Jl. Arteri Galuh Mas No.30, Sukaharja, Kec. Telukjambe Tim, Karawang, Jawa Barat 41361
Tidak ada komentar:
Posting Komentar