Seringkali Museum dianggap sebagai tempat wisata sejarah yang sangat identik dengan pengalaman masa lampau saja. Namun salah satu Museum di Karawang Jawa Barat, yaitu History of Sundaland, telah berupaya menghadirkan atmosfer wisata kesejarahan Tanah Sunda berbasiskan budaya, yang tetap lekat dengan dunia teknologi di masa kekinian. Seperti kegiatan pengunjung berikut ini menonton film di Ruang Teater.
Menonton Film Pengetahuan 3D (Foto : Museum History of Sundaland) |
Sesungguhnya, pemikiran ini berawal dari
kesadaran bahwa betapa generasi modern saat ini telah menunjukkan antusiasme
yang luar biasa, sehingga kunjungan Museum selalu disambut keceriaan maksimal.
Terlebih lagi kini dengan dorongan Merdeka Belajar oleh Kemendikbudristek yang akhirnya
membuat penampilan Museum masa kini semakin kekinian pula. Sesuai karakter anak-anak atau pelajar sebagai tujuan utama dari materi pembelajaran
terkait warisan budaya masa lalu yang amat perlu dilestarikan.
Salah satu modul yang mendorong anak-anak pada program Merdeka Belajar disertai kunjungan Outdoor Learning ialah terkait “Dimensi Kreatifitas” dalam diri setiap anak Pelajar Pancasila. Jika kita berbicara tentang Project Learning terutama jenjang SD - SMA maka sejumlah penugasan tentu dapat diberikan setelah kunjungan berakhir.
Nah, disinilah anak-anak sebisa mungkin
mengeluarkan gagasan kreatif mereka dengan berbagai cara menarik. Mulai dari
penulisan kreatif mengenai pengalaman berkunjung ke Museum History of
Sundaland, berkarya membuat design poster kampanye "Cinta Museum",
atau bahkan mengunggah cerita mereka di Media Sosial. Semisal melalui media
sosial Instagram, Youtube, TikTok, Facebook, Blogger, dan masih banyak lagi
kreatifitas lain.
Sehubungan kunjungan Merdeka Belajar inilah para guru memiliki pendapat yang sangat positif terhadap Museum History of Sundaland, seperti berikut ini :
Dimensi Kreatif di Museum History of
Sundaland
Museum bertema sunda yang dilengkapi berbagai spot foto menarik dan dilengkapi teknologi Augmented Reality ini, bergabung dengan lokasi FunWorld Karnival, sehingga terdapat 17 zona unik untuk belajar sekalian berwisata.
Pada materi project learning yang disiapkan oleh pihak sekolah dibutuhkan alternatif tugas yang sesuai kemampuan anak didiknya. Kita harus meyakini bahwa Pelajar Pancasila yang kreatif akan sanggup menghasilkan gagasan, karya, dan tindakan yang orisinal. Mereka juga memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif dari solusi permasalahan.
Disamping itu karakter mereka pun memenuhi syarat profil bernalar kritis ketika materi atau gagasan di dalam Museum benar-benar dipelajari bahkan tertarik menambah referensi dari sumber lain. Seperti halnya melalui Guide Museum History of Sundaland, sewaktu bermain Augmented Reality dan QR Movie melalui aplikasi ponsel, ataupun jika membuka situs internet sesuai kata kunci pencarian.
Pelajar kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal. Gagasan ini terbentuk dari yang paling sederhana seperti ekspresi pikiran dan/atau perasaan sampai dengan gagasan yang kompleks. Perkembangan gagasan ini erat kaitannya dengan perasaan dan emosi, serta pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh pelajar tersebut sepanjang hidupnya.
Pelajar yang kreatif juga memiliki kemampuan berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada, mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan, dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
b.
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Pelajar yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal berupa representasi kompleks, gambar, desain, penampilan, luaran digital, realitas virtual, dan lain sebagainya. Ia menghasilkan karya dan melakukan tindakan didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
Pelajar yang kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan yang ia hadapi. Ia mampu menentukan pilihan ketika dihadapkan pada beberapa alternatif kemungkinan untuk memecahkan permasalahan. Ia juga mampu mengidentifikasi, membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari solusi alternatif saat pendekatan yang diambilnya tidak berhasil.
Sejumlah zona Museum ini bertujuan mengasah kemampuan pelajar untuk memiliki paradigma berpikir yang terbuka terhadap perbedaan dan kemajemukan. Pelajar Pancasila pun diharapkan memiliki kepedulian pada lingkungan, serta mendorong kemajemukan tersebut sebagai kekuatan hidup bergotong royong.
Ketujuh Belas Zona tersebut antara lain zona panggung dan pementasan, awal mula kehidupan, penemuan fosil manusia purba di Tanah Pasundan, Zona Kubur Batu dan Austronesia, Gelegar Krakatau dan Suku Baduy, Kebudayaan Buni, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda dan Pengaruhnya, Kerajaan Champa, dan Tokoh Islam di Tanah Pasundan.
Selain itu terdapat fasilitas Teater 3 dimensi yang dilanjutkan zona bertemakan Pengaruh Cheng Ho, Kasultanan di Jawa Barat,
Berdirinya Kasultanan Jawa Barat, Jalur Perdagangan Jawa Barat, Kedatangan dan
Pengaruh VOC, serta zona Wayang dan Topeng Jawa Barat. Nah, anak-anak di foto berikut ini sedang berpose di depan replika Kapal Laksamana Cheng Ho yang datang ke Nusantara pada abad ke-16.
Demikian kita telah memahami bagaimana selama ini Museum History of Sundaland berperan aktif membentuk profil pelajar pancasila dalam bingkai kreatifitas generasi masa kini.
Salam Sahabat Museum!
Alamat Museum History of Sundaland
Tidak ada komentar:
Posting Komentar