Pada
kebudayaan Buni, sepanjang wilayah Pesisir Banten dan Jawa Barat, seringkali
ditemukan beberapa penemuan benda-benda proto sejarah bercorak Austronesia.
Berbagai koleksi dan cerita menarik tentang masyarakat Buni menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengunjung museum ini. Apalagi Museum History of Sundaland dikemas
dengan balutan teknologi I.T kekinian. Serta memiliki 19 zona interaktif dengan
visualisasi diorama yang menawan, beserta spot spot instagramable.
Foto : Museum History of Sundaland |
Sumber Foto : Museum History of Sundaland |
Sejarah Kebudayaan Buni
Pada
zaman terbentuknya daratan Sundaland, diyakini bahwa migrasi Austronesia
mencapai hampir seluruh wilayah Nusantara, termasuk di kedua wilayah tersebut.
Setelahnya
berkembang kebudayaan buni atau gerabah dari pesisir utara Jawa Barat antara
400 SM hingga abad pertama Masehi. Kebudayaan ini dinamai berdasarkan lokasi
penemuannya yang pertama, yaitu di Desa Buni, Kecamatan Babelan, Bekasi, Jawa
Barat.
Foto : Gapura.News.com |
Sejumlah
ahli sejarah meyakini bahwa manusia pendukung Kebudayaan Buni mungkin merupakan
pendahulu Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia,
sekaligus menandai awal berlangsungnya periode sejarah di Pulau Jawa. Selain
itu adanya kontak dengan orang-orang India memunculkan tatanan masyarakat yang
lebih kompleks dengan mengadopsi budaya Hindu.
Berbagai Ciri Kebudayaan Buni
Penggunaan gerabah berupa tempayan, periuk, kendi, dan
cawan sebagai bekal kubur, pola hias gerabahnya berupa lingkaran memusat
gerabah dibuat dengan teknik hias tekan, gores, dipoles dengan warna merah,
mendapatkan pengaruh Kebudayaan Sa Huynh, dan manusia pendukungnya mengadakan
hubungan dagang dengan bangsa lain.
Foto : Pinterest.com |
Situs Kebudayaan Buni
Kini sebuah situs di Jawa Barat sudah menjadi kawasan penemuan benda-benda arkeologi berupa tembikar, yang terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran berupa periuk, mangkuk berkaki, kendi dan tempayan.
Menurut sejarahwan Ali Akbar, Situs Buni memiliki nilai sejarah penting. Bahkan, Situs Buni merupakan era prasejarah akhir 500 SM yang manusianya sudah mengenal logam, kapak perunggu, bercocok tanam, melakukan pertukaran barang dan perhiasan emas, tetapi belum kenal tulisan. Sedangkan, masa Tarumanegara pada 700 M.
Dikatakan pula bahwa jarak antara kebudayaan Buni dengan era Tarumanegara sekitar 1200 tahun. Atau tepatnya masa prasejarah akhir, sedangkan zaman neolitik manusianya berjenis homo erectus. Manusia Homo erectus ini ditemukan fosilnya di Situs Purbakala Sangiran Jawa Tengah. Selain fosil manusia purba, diketemukan pula kekayaan fosil binatang-binatang purba, artefak, dan hasil kebudayaan manusia praaksara.
Foto : Kumparan.com |
Sedangkan pada Situs Buni ditemukan adanya beliung persegi,
artefak logam perunggu dan besi, gelang dari batu dan kaca, perhiasan emas,
manik-manik, bandul jala dari terakota dan tulang belulang manusia. Koleksi
inilah yang konon dimiliki oleh masyarakat Buni.
Keterkaitan ini menunjukkan relasi manusia purba di Jawa Tengah dan Jawa Tengah dengan pola kebudayaan yang serupa. Masyarakat Buni pun telah mengenal tradisi penguburan langsung tanpa wadah dengan tembikar sebagai bekal kuburnya, namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa tembikar-tembikar tersebut dimanfaatkan pula untuk keperluan sehari-hari.
Pada masa perundagian, penggunaan tembikar Buni semakin berkembang seperti periuk, kendi, cawan miarni, cawan berkaki, tutup dan bandul jala.
Penemuan harta karun perhiasan tersebut, mengundang masyarakat lain dari kampung lain, kota Bekasi, Jakarta dan wilayah lain untuk mengadu nasib di Buni. Dampaknya, Buni tempat ditemukannya perhiasan emas itu menjadi ramai laksana pasar. Itulah mengapa pada perkembangannya Kampung Buni lebih dikenal dengan julukan Kampung Buni Pasar Emas.
Penemuan yang umum adalah gerabah yang diduga sebagai salah satu benda magis untuk alat upacara atau sebagai bekal kubur. Penemuan gerabah ini bersama dengan tulang-tulang manusia dan benda lainnya seperti beliung batu persegi, gelang batu daln sebagainya.
Pengaruh India Kuno
Penelitian menemukan jika masyarakat Sunda kuna pendukung tradisi tembikar Komplek Buni (tradisi prasejarah) telah melakukan kontak dengan daerah luar (Indis) sehingga berkembang menjadi sebuah masyarakat pendukung Budaya Buni.
Penyebaran gerabah Kawasan Budaya Buni berasal Arikamedu melalui Tamluk dan Tamralipa (India). Sebuah pelabuhan kuno yang besar dan ramai masa Dinasti Pala, meskipun sesungguhnya Tamluk telah lebih dahulu muncul dibandingkan dengan Dinasti Pala.
Kota Tamluk bukan saja sebagai kota pelabuhan melainkan pula telah menjadi pusat agama Budha di Bengal. Menurut berita Fa hien, Hiun Tsang dan I-Tsing, Tamluk dikenal sebagai pusat agama Budha (Gayatri Sen Majumdar, 1983:4).
Sundaland Museum
Foto : Museum History of Sundaland |
Di Museum History of Sundaland, tersajikan beragam ceritera sejarah Sunda yang sangat lengkap, mulai dari Zaman Purbakala Sundaland, Kebudayaan Buni, Ekspedisi Laksamana Chengho, Misteri Gunung Padang, Tradisi Kubur Batu, Jejak Suku Baduy, megahnya Kesultanan Cirebon & Kanoman, Perkasanya Kerajaan Pajajaran dengan Prabu Siliwanginya, serta bagaimana rahasia tentang Tanah Pasundan sesungguhnya,
Kunjungi Museum Modern Sejarah Sunda ini di Karnival Theme Park ( Fun & Fit Trampolin), Galuh Mas Kota Karawang Jawa Barat Destinasi Wisata Edukasi untuk keluarga milenial masa kini
Alamat
Jl. Arteri Galuh Mas No.30, Sukaharja, Kec. Telukjambe
Tim., Karawang, Jawa Barat 41361
Tidak ada komentar:
Posting Komentar