Minggu, 16 April 2023

Biografi Museum History of Sundaland : Persahabatan Syekh Quro dan Laksamana Cheng Ho Panutan Tokoh Islam yang Damai

Alkisah perjalanan Syech Quro dapat anda temukan saat berkunjung ke Museum History of Sundaland di Jawa Barat. Museum sejarah Sunda dan perkembangan Islam ini dibalut dengan teknologi kekinian yang informatif. Lokasinya berada di Jalan Galuh Mas Raya, Sukaharja, Kecamatan Teluk jambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Perjalanan hidup Syech Quro, seorang ulama pertama di Tanah Sunda, terkait erat dengan kisah kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Syekh Quro dan Syekh Nurjati adalah mubalig penyebar Islam di Cirebon yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho saat ekspedisi yang ketiga, dan mereka berlabuh di Pelabuhan Cirebon atau Muara Jati.

Siapakah Syekh Quro?

Foto : Tangkapan Layar Youtube "Kisah Muslim Official"


Syech Quro, sosok ulama yang sangat dihormati pada 1405 - 1433, berasal dari Campa atau sekarang disebut Kamboja. Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, beliau putra ulama besar Perguruan Islam yang bernama Syekh Yusuf Siddik. Beliau memiliki garis keturunan Syekh Jumadil Kubro dan kakeknya Syekh Jalaluddin, seorang ulama dari Mekkah. Nama asli Syech Quro adalah Syekh Hassanudin.

Syekh Quro datang terlebih dahulu ke Amparan bersama rombongan dari angkatan laut Cina dari Dinasti Ming yang ketiga dengan Kaisarnya, Yung Lo (Kaisar Cheng-tu). Armada angkatan laut tersebut dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho alias Sam Po Tay Kam. Mereka mendarat di Muara Bengawan Manuk (Indramayu) pada tahun 1412 M.

Seluruh armada Laksamana Cheng-Ho telah masuk Islam. Armada tersebut hendak melakukan perjalanan melawat ke Majapahit dalam rangka menjalin persahabatan. Ketika armada tersebut sampai di Pura Karawang, Syekh Quro (Syekh Hasanudin) beserta pengiringnya turun.

Foto ; Suara Jateng.com

Laksamana Cheng Ho dan pasukannya kembali ke Cirebon pada ekspedisi ketiga dan menetap lebih lama dibandingkan pertama kali saat mendarat di Cirebon. Saat itu Cheng Ho membawa Syekh Quro dan Syekh Nurjati, yang kemudian menetap di Cirebon untuk menyebarkan Islam di Karawang.

Selanjutnya, Syekh Quro datang di Karawang pada tahun 1418 Masehi, setelah mendarat di Muara Jati Cirebon tahun 1416 masehi. Syekh Quro menumpang armada Laksamana Cheng Ho, yang diutus Kaisar Tiongkok Cheng Tu atau Yung Lo (raja ketiga zaman Dinasti Ming).

Syekh Quro diberi lahan oleh Raja Sunda-Pajajaran yang berada di Pelabuhan Bunut - Kertayasa (Kampung Bunut, Kabupaten Karawang sekarang ini). Syekh Hasanudin dikenal sebagai Syekh Quro karena dia adalah seorang yang hafal Al-Quran (hafidz) dan sekaligus qori yang bersuara merdu.

 Makam Syekh Quro Karawang

Para tokoh ini telah mengajarkan Islam secara formal yang pertama kali di Jawa Barat. Syekh Datuk Kahfi di Indramayu, Syekh Quro di Karawang dan Syekh Nurjati di Cirebon.

Pada tahun 1338 Saka (1416 M) Syekh Quro mendirikan pesantren di Pura Dalem, diberi nama Pondok Quro yang artinya tempat untuk belajar Al Quran.

Setelah melakukan islamisasi di Karawang, Syech Quro kemudian menjalani hidup religi di Kampung Pulobata, Pulokalapa, dan disana pun beliau dimakamkan.

Foto : Umma.id

Sampai kini kompleks makam Syekh Quro tidak asling bagi warga Karawang. Bangunan cungkup makam Syech Quro terbagi tiga bagian. Bagian depan merupakan bagian terbuka, bagian tengah merupakan ruangan untuk berdoa, dan bagian dalam tempat makam Syech Quro.

Para peziarah tidak diperkenankan memasuki ruangan makam Syech Quro, peziarah cukup sampai di depan pintu ruangan. Di depan pintu tersebut terdapat beberapa benda untuk ziarah seperti tempat pembakaran kemenyan, beberapa plastik tempat air mineral yang berisi air dari sumur keramat, dan kotak kayu tempat shodaqoh.

Di samping cungkup makam terdapat salah satu sumur keramat yang dinamakan sumur awisan berdiameter 1 m. Jirat makam berukuran 2,70 x 2,25 m, serta nisan terbungkus kain dengan tinggi sekitar 85 cm.

Konon, nisan makam Syech Quro ditemukan oleh Raden Sumareja dan Syech Tolha pada hari Sabtu akhir bulan Sya’ban tahun 1859. Komplek makam ini berada di pemukiman penduduk Kampung Pulobata, Desa Pulokalapa.

Foto : news. karawang.center.com

Di Museum History of Sundaland pengunjung dapat berfoto dengan replika tenda Syech Quro : 

replika tenda Syech Quro


Peninggalan  di Museum History of Sundaland

Selengkapnya tentang Syekh Quro, Syekh Datuk Kahfi, Syekh Nurjati, dan untuk melihat benda peninggalan jejak artefaktual Laksamana Chengho, dapat kita pahami melalui kunjungan Museum History of Sundaland. Selain itu kisah menarik lain seperti misteri Gunung Padang, penemuan Manusia Buni, tradisi kubur batu, jejak suku Baduy, megahnya Kesultanan Cirebon & Kanoman, perkasanya  Kerajaan Pajajaran dengan Prabu Siliwanginya, serta bagaimana rahasia tentang Tanah Pasundan sesungguhnya.

Replika Kapal Chengho (Foto : Museum History of Sundaland)

Semua pengunjung akan dipandu Guide Museum untuk menelisik informasi HISTORY OF SUNDALAND MUSEUM yang memiliki 19 zona interaktif dengan visualisasi diorama yang menawan serta berbagai spot foto instagramable.

Fasilitas Museum History of Sundaland antara lain film theatre layar lebar, animasi dan film 3D (Dinosaurus Purba), Kecanggihan IT dan Digital untuk Foto dan Video, QR dan Augmented Reality, tersedia puluhan spot selfie instagramable, serta diorama studio photo dan asesoris gratis.

Kunjungi Museum Modern Sejarah Sunda ini di Karnival Theme Park (Fun & Fit Trampolin), Galuh Mas Kota Karawang Jawa Barat. Sebuah destinasi wisata edukasi untuk keluarga milenial masa kini.



 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Narasi HOS : Kebudayaan Buni

  Kebudayaan Buni, meninggalkan jejak di daerah Buni, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang diperkirakan berkembang pada periode 400 S...