Kamis, 20 April 2023

5 Cerita Suku Baduy Memperkuat Semangat Kearifan Lokal di Museum History of Sundaland

Penceritaan sejarah Suku Baduy menjadi salah satu edukasi paling menarik bagi pengunjung Museum History of Sundaland. Suku Baduy merupakan salah satu suku asal Banten yang sangat menjaga warisan adat turun-temurun. Suku ini sangat memelihara tanah nenek moyang mereka, bahkan kearifan lokalnya terlihat pada rumah adat dari kayu, berdinding anyaman bambu dan ditutup atap dedaunan.

Museum History of Sundaland pun mengisahkan Suku Baduy bukan tanpa alasan. Seperti namanya museum ini memang bertema Sejarah Peradaban Tanah Sunda serta mengangkat Kebudayaan Lokal Masyarakat Sunda. Pengunjung dapat berkeliling 17 zona yang bercerita mulai dari awal kehidupan purba di Sundaland, periode kerajaan Hindu-Buddha hingga Islam, sampai dengan berbagai pola kebudayaan masyarakat adat Sunda. Salah satunya Suku Baduy dengan warisan tradisi yang sanggup menyaring pengaruh buruk modernisme.

Perkampungan Suku Baduy (Foto : Kompas.com)

Bagaimanakah Kisah Suku Baduy di Museum History of Sundaland?

Suku Baduy menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka. Suku Baduy bermukim di kaki pegunungan Kendeng di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Mengenai kepercayaan mereka masih kental dengan ajaran Sunda Wiwitan serta kedekatan dengan leluhur.

1.    1. Suku Baduy Dalam dan Luar

Suku Baduy terbagi dua golongan yang disebut Baduy Dalam dan Baduy Luar. Perbedaan yang utama dari kedua suku ini adalah saat menjalankan pikukuh atau aturan adat. Apabila Baduy Dalam masih memegang teguh adat serta menjalankan aturan adat dengan baik, sebaliknya tidak demikian Baduy Luar.

Suku Baduy Luar diperbolehkan memakai barang-barang modern seperti halnya elektronik sudah diperkenankan oleh ketua adat yang di sebut Jaro untuk menopang aktivitas dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

2.   2.  Cara Berpakaian

Keseharian Baduy Luar akan mengenakan pakaian adat atau baju yang berwarna putih, terkadang hanya bagian celananya saja bewarna hitam ataupun biru tua. Adapun warna putih melambangkan kesucian dan budaya yang tidak terpengaruh dari luar. Sangat berbeda dengan Baduy Luar yang menggunakan baju serba hitam atau biru tua saat beraktivitas.

Foto : Pegipegi.com

3.     3.Mata Pencaharian

Masyarakat Suku Baduy pada umumnya kerap berladang dan bertani. Kondisi alam yang subur dan berlimpah dimanfaatkan untuk menghasilkan kebutuhan kopi, padi, dan umbi-umbian sebagai komoditas yang paling sering ditanam oleh masyarakat Baduy.

Meski demikian di dalam praktek berladang dan bertani, Suku Baduy tidak menggunakan kerbau atau sapi, karena semua hewan berkaki empat selain anjing sangat dilarang masuk ke Desa Kanekes demi menjaga kelestarian alam.

4.     4.Rumah Hunian Suku Baduy

Seluruh rumah Suku Baduy dibangun dengan batu kali sebagai dasar pondasi, karena itulah tiang-tiang penyangga rumah terlihat tidak sama tinggi dengan tiang lainnya.

Pada bagian dalam terdapat 3 ruangan yang fungsinya masing-masing cukup berbeda. Yaitu bagian depan difungsikan sebagai penerima tamu dan tempat menenun untuk kaum perempuan. Sementara bagian tengah berfungsi untuk ruang keluarga dan tidur, dan ruangan ketiga yang terletak di bagian belakang digunakan untuk memasak, dan tempat untuk menyimpan hasil ladang dan padi.

Seluruh ruang dilapisi antai yang terbuat dari anyaman bambu. Sedangkan pada bagian atap rumah, serat ijuk atau daun pohon kelapa.

5.     5.Keterampilan Budaya

Perempuan Suku Baduy menguasai cara membuat kain tenun sebagai pakaian adat yang bertekstur lembut. Sedangkan kain yang agak kasar biasanya digunakan masyarakat Baduy untuk ikat kepala dan ikat pinggang. Menariknya, selain digunakan dalam keseharian, kain tenun juga diperjualbelikan untuk wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Kanekes.

Kain Tenun Baduy (Foto : TangerangRaya.com)
Yuk, Berkunjung ke Museum History of Sundaland

Sekian catatan budaya tentang kehidupan Suku Baduy yang masih setia menjaga tradisi leluhur yang penuh kearifan lokal. Jangan lupa berkunjung ke Museum History of Sundaland untuk melihat berbagai koleksi benda bersejarah dan narasi cerita yang tampil menarik dengan teknologi Augmented Reality (AR).  Salam!


Alamat Museum History of Sundaland

Jl. Arteri Galuh Mas No.30, Sukaharja, Kec. Telukjambe Tim, Karawang, Jawa Barat 41361





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Narasi HOS : Kebudayaan Buni

  Kebudayaan Buni, meninggalkan jejak di daerah Buni, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang diperkirakan berkembang pada periode 400 S...