Jumat, 21 April 2023

Persis Aslinya, Keindahan Masjid Agung Banten Tampil Nyata di Museum History of Sundaland!

 

Sebuah teknologi 3D yang diadaptasi ke dalam berbagai obyek sejarah, itulah Augmented Reality (AR) pada ruang-ruang koleksi Museum History of Sundaland. Berbagai teknologi AR tampil seakan-akan nyata dapat disentuh oleh pengunjung, padahal obyek tersebut hanya berada di dalam layar aplikasi ponsel.

Sebagai Museum Sejarah Sunda yang berteknologi kekinian, tentu saja History of Sundaland telah mendorong semangat pengunjung untuk berkeliling 17 zona Museum ini, serta menggunakan seluruh fasilitasnya. Terutama penggunaan teknologi Augmented Reality yang ditunjukkan oleh tour guide Museum.

Ketujuh belas zona yang dimaksud antara lain zona panggung dan pementasan, awal mula kehidupan, penemuan fosil manusia purba di Tanah Pasundan, Zona Kubur Batu dan Austronesia, Gelegar Krakatau dan Suku Baduy, Kebudayaan Buni, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda dan Pengaruhnya, Kerajaan Champa, dan Tokoh Islam di Tanah Pasundan.

Selain itu terdapat fasilitas teater 3 dimensi yang dilanjutkan zona bertemakan Pengaruh Cheng Ho, Kasultanan di Jawa Barat, Berdirinya Kasultanan Jawa Barat, Jalur Perdagangan Jawa Barat, Kedatangan dan Pengaruh VOC, serta zona Wayang dan Topeng Jawa Barat.

Augmented Reality Masjid Agung Banten

Salah satu bentuk AR yang kerap digunakan ialah AR Masjid Agung Banten. Sebelumnya tentu harus mendownload terlebih dulu melalui google play store dengan keyword “History of Sundaland” AR.

Setelah terunduh barulah pengunjung dapat mengarahkan ponsel pada barcode yang tertempel pada papan informasi Masjid Agung Banten. Apabila tepat maka di layar aplikasi ponsel akan keluar gambar 3D Masjid Agung Banten yang mirip seperti aslinya.

Penggunan AR inipun bukan semata-mata hiburan saja namun akan melengkapi pengetahuan kita tentang obyek tersebut. Apalagi yang belum pernah berkunjung ke lokasi aslinya maupun belum paham tentang sejarahnya. Itulah mengapa, selain memiliki ratusan koleksi berharga mulai dari peradaban Sunda Kuno hingga warisan budaya saat ini, Museum History of Sundaland dilengkapi oleh teknologi Augmented Reality secara virtual.

Sejarah Masjid Agung Banten

Nah, seperti apakah sejarah Masjid Agung Banten yang disampaikan melalui AR Museum History of Sundaland tadi?

Masjid Agung Banten adalah warisan kesultanan Banten yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Semula, Kerajaan Banten berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Kemudian, Banten berhasil melepaskan diri dari Kerajaan Demak.

Pendirian Masjid Agung Banten dilakukan pada 1566 M tepatnya ketika Maulana Hasanuddin menjabat sebagai Sultan Banten pertama sekitar tahun 1552-1570. Maulana Hassanuddin adalah putra pertama Sunan Gunung Djati.

Pada masa Maulana Yusuf, yang menjadi raja kedua Kerajaan Banten, Masjid Agung Banten dibangun dengan konsep arsitektur bergaya Jawa. Pada tahun berikutnya pun dilakukan sejumlah penambahan salah satunya pawestren atau ruang sholat wanita.

Keunikan utama dari Masjid Agung Banten ialah memiliki pola bangunan dengan alkuturasi 3 budaya, yaitu Arab, Cina, dan Eropa. Ternyata pembangunan awal melibatkan tiga arsitek dari negeri berbeda. Yaitu, Raden Sepat merupakan arsitek utama berasal dari Majapahit yang juga membangun Masjid Cirebon, Tjek Ban Tjut seorang arsitek asal Cina, serta Hendrik Lucaz Cardeel asal Belanda.

Foto : Wikipedia.com

Suatu ciri khasnya tampak jelas dari bentuk menara yang terlihat seperti mercusuar dengan bagian atapnya (bertumpuk lima) layaknya Pagoda Cina.

Sedangkan karya Hendrik Lucaz Cardeel terlihat pada bentuk Tiamah di sebelah selatan masjid. Yaitu, bangunan semacam paviliun yang dahulu sering digunakan para ulama dan umara Banten untuk berdiskusi tentang berbagai masalah keagamaan.

Uniknya, langgam Eropa tampak sangat jelas pada bangunan itu, khususnya jendela besar di bagian tingkat atas. Pemasangan jendela tersebut agaknya dimaksudkan untuk mengatur sirkulasi cahaya dan udara. Sekarang, Tiamah digunakan untuk menyimpan benda-benda bersejarah dari peninggalan Kesultanan Banten.

Lokasi Masjid Agung Banten

Secara lokasi, Masjid Agung Banten termasuk wilayah Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten. Keberadaan Masjid ini menjadi tujuan wisata religius, sejarah, pendidikan, dan budaya, terutama pada hari-hari besar keagamaan Islam.

Yuk, Berkunjung ke Museum History of Sundaland

Sekian catatan budaya tentang sejarah Masjid Agung Banten yang ditampilkan oleh teknologi Augmented Reality (AR) bagi para pengunjung Museum History of Sundaland.

Jangan lupa berkunjung ke Museum History of Sundaland untuk melihat berbagai koleksi benda bersejarah dan narasi cerita yang tampil menarik dengan teknologi Augmented Reality (AR).  Salam!

Alamat Museum History of Sundaland

Jl. Arteri Galuh Mas No.30, Sukaharja, Kec. Telukjambe Tim, Karawang, Jawa Barat 41361



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Narasi HOS : Kebudayaan Buni

  Kebudayaan Buni, meninggalkan jejak di daerah Buni, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang diperkirakan berkembang pada periode 400 S...